Perkembangan
robotika pada awalnya bukan dari disiplin elektronika melainkan berasal dari
ilmuwan biologi dan pengarang cerita novel maupun pertunjukan drama pada
sekitar abad XVIII. Para ilmuwan biologi pada saat itu ingin menciptakan
makhluk yang mempunyai karakteristik seperti yang mereka inginkan dan menuruti
segala apa yang mereka perintahkan, dan sampai sekarang makhluk yang mereka
ciptakn terssebut tidak pernah terwujud menjadi nyata, tapi matrak menjadi
bahan pada novel-novel maipun naskah sandiwara pangung maupun film.
Baru sekitar abad
XIX robot mulai dikembangkan oleh insinyur teknik, pada saat itu berbekal
keahlian mekanika untuk membuat jam mekanik mereka membuat boneka tiruan
manusia yang bisa bergerak pada bagian tubuhnya.
Pada tahun 1920 robot mulai berkembang dari disiplin ilmu elektronika, lebih spesifiknya pada cabang kajian disiplin ilmu elektronika yaitu teknik kontrol otomatis, tetapi pada masa-masa itu komputer yang merupakan komponoen utama pada sebuah robot yang digunakan untuk pengolaan data masukan dari sensor dan kendali aktuator belum memiliki kemmpuan komutasi yang cepat selain ukuran fisik komputer pada masa itru masih cukup besar.
Pada tahun 1920 robot mulai berkembang dari disiplin ilmu elektronika, lebih spesifiknya pada cabang kajian disiplin ilmu elektronika yaitu teknik kontrol otomatis, tetapi pada masa-masa itu komputer yang merupakan komponoen utama pada sebuah robot yang digunakan untuk pengolaan data masukan dari sensor dan kendali aktuator belum memiliki kemmpuan komutasi yang cepat selain ukuran fisik komputer pada masa itru masih cukup besar.
Robot-robot cerdas
mulai berkembang pesat seiring berkembagnya komputer pada sekitar tahun1950-an.
Dengan semakin cepatya kemampuan komputasi komputer dan semakin kecilnya ukuran
fisiknya,maka robot-robot yang dibuat semakin memiliki kecerdasan yang cukup
baik untuk melakukan pekerjan-pekerjan yang biasa dilakukan olaeh manusia. Pada
awal diciptakaanya, komputer sebagai alat hitung saja, perkembangan algoritma
pemrograman menjadikan komputer sebagai instrumentasi yang memiliki
kemammpauankemampuan seperti otak manusia. Artificial intelegent atau
kecerdasan buatan adalah algoritma pemrograman yang membuat komputer memiliki
kecerdasan seperti manusia yang mampu menalar, mengambil kesimpulan dan
keputusan berdasarkan pengalaman yang dimiliki.
Sejarah Robotika
Jepang
Ketika robot kerap
kali mendatangkan pertentangan di negara Barat, karena adanya kemungkinan
mereka dapat menggantikan manusia di masa depan atau akan mengakibatkan emosi
palsu, masyarakat Jepang secara umum malah memperlihatkan antusiasme tinggi
terhadap segala jenis robot. Beberapa manga dan anime seperti astroboy mungkin
memiliki konstribusi paling penting dalam pembentukan perspektif positif
masyarakat Jepang terhadap robot.
Cikal bakal robot
di Jepang telah ada sejak zaman Edo[1603-1867] yaitu sebuah boneka mekanik yang
dikenal sebagai Karakuri Ningyo. Robot mulai benar-benar dikembangkan di Jepang
sejak tahun 1973,oleh Professor Ichiro Kato dari universitas Waseda.
Asimo
Asimo adalah robot
humanoid yang diciptakan oleh Honda Motor Company. Tingginya 130 cm dengan
berat 54 kg. Menyerupai astronot kecil yang membawa backpack dan bisa
berjalan di atas dua kaki dengan kecepetan 6km/jam. Secara resmi, nama Asimo
merupakan akronim dari advance Step in Innovative Mobility. Menurut pernyataan
resmi Honda pemberian nama tersebut tidak ada hubungannya dengan nama penulis
science fiction dana penemu Three Laws of Robotics, Isaac Asimov.
Selama 2007,telah
ada 46 unit Asimo. Per unitnya dibuat dana mendekati satu juta US dolar, dan
beberapa unit bisa disewa dengan biaya 166.000 US dolar per tahun. Asimo bisa
memberi respon bila namanya dipanggil, menatap wajah seorang yang sedang
mengajaknya bicara dan mengenali secara cepat bunyi benda jatuh atau benturan
dan menghadap kearah asal suara. Asimo dapat mengenali wajah seseorang,
meskipun ia atau orang tersebut sedang bergerak. Asimo dapat mengenali
kira-kira 10 orang yang namanya sudah didaftarkan dan dapat memberikan salam
kepada pengunjung yang datang dan memberi informasi atas kedatangan seseorang
dengan mentransmisikan pesan dan foto pengunjung serta dapat membimbing
pengunjung ke tempat yang telah ditentukan.
Actroid
Actroid adalah
robot humanoid dengan tampilan menyerupai manusia yang sesungguhnya
dikembangkan oleh universitas Osaka dan diproduksi oleh Kokoro Company
Ltd.[disvisi animatorik Sanrio] Diperkenalkan pertama kali pada International
Robot Exposition tahun 2003 di Tokyo,Jepang.
Banyak produk
dengan versi yang berbeda diciptakan setelahnya. Biasanya robot ini dibuat
sedemikian rupa sehingga mirip dengan wanita muda keturunan Jepang. Actrod
adalah contoh pelopor untuk mesin nyata yang mirip android atau gynoid dalam
fiksi ilmiah. Actroid mampu berekspresi seperti mengedipkan mata, berbicara,dan
bernafas. Kulit Actroid terbuat dari silicon dan tampak menyerupai kulit
manusia asli. Sebanyak 47 sensor penggerak dipasangkan di bagian tubuh atas
Actroid sehingga mampu bereaksi secara alami seperti manusia.
Sistem pengindraan
Actroid sensor penggerak mampu membuatnya bereaksi cukup cepat untuk melakukan
atau menangkis tinju. Namun sejauh ini pergerakan tubuh bagian bawah masih
terbatas. Actroid bisa disewa bersama kostumnya untuk memberi salam pada tamu
kafe, pusat informasi, kompleks, perusahaan, ataupun museum, dengan biaya
400.000 yen untuk 5 hari termasuk biaya koreografi.
Q-Rio atau Quest
for curiosity adalah nama yang diberikan oleh Sony Dream Robot[SDR] pada robot
humanoid yang diluncurkan oleh Sony untuk mengikuti kesuksesan pendahulunya,
AIBO. Q-Rio memiliki tinggi sekitar 0,6 meter dengan berate sekitar 7,3
kilogramQ-RIO mampu mengenali wajah dan suara untuk mengingat seseorang.
Sebuah video dalam
situs resmi Q-RIO memperlihatkan robot itu sedang berinteraksi dengan
anak-anak, Q-RIO bisa berlari dengan kecepatan 23cm/detik AIBO AIBO atau
Artificial Intelligence Robot adalah salah satu dari beberapa jenis hewan
robotic yang dirancang dan dibuat oleh Sony tahun 1999. Mampu untuk berjalan,
mengenali lingkungan sekitarnya dan mengenali perintah dengan menginstall
software khusus yang bernama AIBO software, AIBO memiliki kemapuan untuk
‘berkembang’ dari tahapan anak anjing sampai anjing dewasa yang dapat mengenali
100 perintah suara. Tanpa AIBO ware, AIBO hanya bisa menjalankan clinicmode dan
hanya bisa melakukan gerakan sederhana.
Sejarah Robotika di
Indonesia
Kata “robot”
diambil dari bahasa Ceko (Chech), yang memiliki arti “pekerja” (worker). Robot merupakan suatu perangkat mekanik
yang mampu menjalankan tugas-tugas fisik, baik di bawah kendali dan pengawasan
manusia, ataupun yang dijalankan dengan serangkaian program yang telah
didefinisikan terlebih dahulu atau kecerdasan buatan (artificial
intelligence).
Jika sebelumnya robot hanya dioperasikan di laboratorium
ataupun dimanfaatkan untuk kepentingan industri, di negara-negara maju
perkembangan robot mengalami peningkatan yang tajam, saat ini robot telah
digunakan sebagai alat untuk membantu pekerjaan manusia. Seiring dengan
berkembangnya teknologi, khususnya teknologi elektronik, peran robot menjadi
semakin penting tidak saja dibidang sains, tapi juga di berbagai bidang
lainnya, seperti di bidang kedokteran, pertanian, bahkan militer. Secara sadar
atau tidak, saat ini robot telah “masuk” dalam kehidupan manusia sehari-hari
dalam berbagai bentuk dan jenis. Ada jenis robot sederhana yang dirancang untuk
melakukan kegiatan yang sederhana, mudah dan berulang-ulang, ataupun robot yang
diciptakan khusus untuk melakukan sesuatu yang rumit, sehingga dapat
berperilaku sangat kompleks dan secara otomatis dapat mengontrol dirinya
sendiri sampai batas tertentu.
Evolusi Robot
Indonesia
Sejauh ini, belum
ada data yang dapat memberikan kepastian mengenai kapan robot, sebagai teknologi, mulai dikembangkan
di Indonesia. Namun mulai tahun 80-an, kebijakan nasional dalam pengembangan
riset teknologi telah memberikan dukungan pada litbang permesinan otomatis
dalam rangka mencermati dan menunjang Sumber Daya Manusia Indonesia yang
memiliki minat dan kemampuan untuk menguasai teknologi robot. Salah satu wujud
konkretnya adalah dikembangkannya sejumlah laboratorium, seperti MEPPO (Mesin Perkakas Teknik Produksi dan Otomatis) yang
diprakarsai oleh BPPT bekerjasama
dengan ITB, Industri strategis,
serta LET (Laboratorium Elektronika Terapan) di LIPI.
Sejak
dikembangkannya sejumlah laboratorium tersebut, beraneka macam permesinan
otomatis / robot telah berhasil dikembangkan, diproduksi, serta dikomersilkan
oleh berbagai industri, baik industri strategis maupun industri lainnya di
Indonesia. Bahkan dalam pengembangan robot terbaru saat ini, telah dikembangkan
jenis robot yang memiliki kemampuan untuk mengontrol seluruh sistem operasi
suatu pabrik.
Sejak tahun 80an,
pendayagunaan dan pemanfaatan permesinan otomatis telah dilakukan terutama
melalui sejumlah industri strategis, di antaranya: PT PINDAD (sistem,
peralatan, dll.), PT LEN Industri (IT, perangkat lunak, komputasi), PT Bharata dan PTBBI (pengecoran presisi untuk membuat bagian-bagian
mesin), dll. Di samping itu, PT DI dan PT PAL, yang merupakan pengguna mesin otomatis, telah
menguasai pengetahuan mengenai operasionalisasi robot untuk teknologi pesawat
terbang dan teknologi perkapalan.
Kontes Robot
Indonesia pertama kali diselenggarakan oleh Depdiknas tahun 1990. Sebelas tahun
berikutnya, tepatnya pada tahun 2001, salah satu perwakilan dari Indonesia,
yaitu tim B-Cak dari PENS-ITS telah berhasil mencapai prestasi yang
spektakuler, yakni dengan keluar sebagai Juara Pertama pada Asia Pasific
Broadcasting (ABU) Robocon yang diselenggarakan di Tokyo.
Pada tahun 2001
juga, Kementerian Ristek bersama dengan Depdiknas telah mempromosikan juara Kontes
Robot Indonesia dalam pameran Ristek tahunan yaitu RITECH EXPO (Research, Inovation,
Technology Expo) yang diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta. Dalam pameran
tersebut terlihat respon positif dan antusiasme dari masyarakat.
Menjelang Kontes
Robot Indonesia 2004, Kementerian Ristek bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional – Fakultas Teknik Universitas Indonesia telah
menyelenggarakan semiloka (seminar dan lokakarya) dengan tema “Peluang dan
Tantangan Teknologi Robot di Indonesia”. Semiloka ini diselenggarakan dengan
tujuan mempertemukan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pengembangan
teknologi robot, agar para stakeholders tersebut dapat saling berbagi informasi
terbaru dan berbagi pemahaman mengenai isu-isu teknologi robot yang sedang
berkembang saat itu. Sasaran yang ingin di capai dengan semiloka ini adalah
terdifusinya teknologi robot ke kalangan masyarakat yang lebih luas. Yang
menjadi sasaran dalam semiloka tersebut adalah difusi teknologi robot pada
kalangan masyarakat yang lebih luas. Dengan diselenggarakannya seminar ini,
diharapkan kalangan mahasiswa dapat memperoleh informasi mengenai
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah serta kebutuhan industri
dalam pemanfaatan dan pendayagunaan robot. Di sisi lain, pihak industri bisa
mendapatkan informasi dan gambaran mengenai pemanfaatan dan pendayagunaan robot
untuk keperluan dan kepentingan industry, serta prospek dan kemampuan yang para
mahasiswa dalam mengembangkan teknologi robot.
EmoticonEmoticon